
KOTA BEKASI - Di tengah situasi pasca banjir yang melanda Kota Bekasi, Walikota Tri Adhianto memilih untuk tidak hanya sekadar memantau dari jauh. Seharian penuh, ia berada di wilayah terdampak, berpindah dari satu titik ke titik lain, memastikan warganya mendapatkan bantuan dan kebutuhan yang layak.
Menjelang maghrib, ia tiba di salah satu lokasi pengungsian, duduk bersila di antara warga, berbuka puasa bersama mereka yang kehilangan rumah dan kenyamanan akibat banjir.
“Tidak ada yang bisa menggantikan kenyamanan rumah sendiri, saya paham itu. Tapi di situasi ini, kita harus kuat bersama. Saya ingin memastikan bahwa warga Bekasi tidak merasa sendirian, selain itu saya bisa mendengar keluhan mereka secara langsung, dan memastikan semua kebutuhan di pengungsian terpenuhi” ujar Tri Adhianto dengan suara llirih di Perumahan Pondok Gede Permai (5/3).
Suasana di pengungsian terasa hangat meski di tengah keterbatasan. Anak-anak berlarian di antara tenda, sementara ibu-ibu sibuk membagikan makanan. Walikota dengan sigap menyapa satu per satu, menanyakan kondisi mereka, memastikan kebutuhan dasar tersedia. Ia juga berbincang dengan para relawan dan tenaga kesehatan yang tanpa lelah bekerja untuk membantu para korban.
Namun, tak hanya berhenti di situ, Tri Adhianto juga menegaskan bahwa proses pemulihan (recovery) pasca-banjir sedang dilakukan. Pemerintah Kota Bekasi telah menyiapkan langkah-langkah strategis agar warga bisa kembali ke rumah dengan aman.
"Saat ini fokus kita pasca banjir adalah recovery, penurunan alat berat untuk membersihkan sampah dan puing serta mengerahkan damkar dan pompa untuk membersihkan lumpur dan sisa genangan," ujarnya.
Tri juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghadapi bencana ini dengan semangat kebersamaan. "Ini adalah ujian bagi kita semua. Saya pastikan bahwa saya berada di tengah masyarakat, bekerja semaksimal mungkin agar banjir ini bisa ditangani dengan baik. Mari kita hadapi bersama, saling membantu, dan terus bergotong royong untuk Kota Bekasi yang lebih baik," tutupnya.
Malam semakin larut, namun Tri Adhianto tetap bertahan di lokasi, mendengarkan aspirasi warga. Ia tak sekadar datang dan pergi, tetapi benar-benar memastikan setiap laporan ditindaklanjuti.
(Ndoet/Dokpim)