
Bekasi, 6 Maret 2025 – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Kementerian Infrastruktur, serta Pemerintah Kota Bekasi, terus berupaya untuk menangani dampak besar yang ditimbulkan oleh banjir yang melanda beberapa daerah, termasuk Kota Bekasi, baru-baru ini.
Dalam rapat koordinasi yang berlangsung hari ini, berbagai pihak membahas langkah-langkah konkret untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur serta pemulihan sosial bagi masyarakat terdampak.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan bahwa pemerintah tengah fokus pada dua aspek utama, yaitu tanggap darurat dan pemulihan infrastruktur.
"Kita baru saja rapat koordinasi untuk membahas lebih detail pelaksanaan tanggap darurat serta rehabilitasi. Tanggap darurat masih berlangsung, banyak masyarakat yang masih mengungsi dan membutuhkan bantuan, sementara di sisi lain, kita sudah mulai memasuki fase rekonsiliasi infrastruktur seperti jembatan yang putus dan sekolah yang tidak bisa digunakan," ujar Pratikno.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono menggarisbawahi pentingnya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.
"Kami dari Kementerian Infrastruktur dan Pemerintah Kota Bekasi tengah melakukan langkah-langkah cepat, termasuk memperkuat tanggul-tanggul dan menata tata ruang yang lebih baik," katanya. Ahy juga menekankan pentingnya pencegahan banjir rob dan penguatan infrastruktur terkait krisis iklim, seperti pembangunan tanggul laut di Utara, yang turut berkontribusi pada peningkatan risiko banjir.
Sementara itu, Walikota Bekasi, Dr Tri Adhianto menyampaikan bahwa pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai instansi untuk segera memulihkan fasilitas publik yang rusak akibat bencana.
"Infrastruktur seperti jalan yang putus dan sekolah yang terdampak tengah diinventarisasi, dan kami akan segera memperbaikinya dengan bantuan dari BNPB dan pemerintah pusat," jelasnya.
Dalam upaya rehabilitasi, Tri menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat pemulihan serta memitigasi bencana serupa di masa depan.
Bencana banjir dengan rincian 132 titik di 8 kecamatan dengan 23 ribuan KK terdampak atau 61 ribu warga. Kondisi sekarang ini sudah surat semua dan mengisahkan lumpur. Aliran listrik juga sudah dikoordinasikan untuk bertahap dinyalakan seluruhnya.
"Terakhir titik banjir berada di kelurahan Duren Jaya dan sekarang sudah surut dan akses listrik juga sudah terhubung," ucapnya.
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, menginformasikan bahwa proses pemulihan secara bertahap terus berlangsung.
"Listrik dan air sudah kembali menyala di sebagian besar daerah, dan kami juga mendatangkan tangki-tangki air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, BNPB juga bekerja sama dengan Pemkot Bekasi dan Pemprov DKI untuk memberikan bantuan logistik dan memastikan warga kembali ke rumah dengan aman.
Untuk sektor pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Abdul Muti mengungkapkan bahwa 114 satuan pendidikan terdampak banjir.
"Kami telah menyiapkan bantuan berupa paket keluarga dan sekolah untuk para siswa yang terdampak, dan kami berharap ini bisa membantu mereka kembali belajar dengan lancar," ujar Abdul Muti.
Bantuan tersebut termasuk juga voucher pendidikan untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan fasilitas tambahan untuk pemulihan.
Pemerintah pusat dan daerah memastikan untuk bekerja cepat dan terkoordinasi guna memperbaiki dampak yang ditimbulkan banjir dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Sinergi ini diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana serta mempercepat pemulihan bagi masyarakat yang terdampak. (goeng/prokopim)