
Warga Kota Bekasi antusias turut menyukseskan gelaran Pemilu 2019. Salah satu caranya ialah dengan ikut terlibat dalam proses pelipatan surat suara.
Untuk keperluan pelipatan surat suara ini, ada 300 warga Kota Bekasi yang dikerahkan Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi sebagai tenaga lepas.
"Kebanyakan memang tenaga lama yang sudah berpengalaman melipat tiap kali ada agenda Pemilu. Meski ada juga tenaga yang baru kali ini berpartisipasi," kata Komisioner KPU Kota Bekasi Edwin Sholihin di lokasi pelipatan di GOR Bekasi.
Salah satu wajah lama yang kembali terlibat dalam aktivitas pelipatan surat suara ialah Nina (30), warga Bekasi Timur. Saat ditanya sudah berapa kali dirinya terlibat pada kegiatan semacam ini, ia tak dapat mengingatnya.
"Sudah sejak Pemilu yang lalu-lalu, terakhir sebelum yang sekarang ini melipat surat suara Pemilihan Wali Kota Bekasi juga Pemilihan Gubernur Jawa Barat," katanya.
Dibandingkan dengan surat suara Pemilu legislatif, surat suara Pilwalkot juga Pilgub disebutnya lebih mudah karena ukuran kertasnya relatif kecil.
"Surat suara Pileg besar banget, lebih ribed dilipatnya. Awal-awal sih kagok, tapi begitu hapal ritmenya, jadi lebih mudah," katanya.
Meskipun harus berurusan dengan kertas-kertas surat suara selama delapan jam sehari, ia mengaku senang. Sebab lewat cara inilah ia berkontribusi menyukseskan gelaran Pemilu.
Adapun salah satu pendatang baru dalam urusan melipat surat suara ialah Bima (18), warga Wisma Asri. Baginya, selain bentuk partisipasi menyukseskan pesta demokrasi, ini juga caranya mengisi waktu luang.
"Kebetulan baru lulus dan belum dapat pekerjaan, jadi dari pada tidak ada kegiatan, begitu ada ajakan melipat surat suara, saya mau-mau saja," katanya.
Sebagai pemula, bagi Bima melipat surat suara Pemilu dirasa cukup sulit. Namun berkat bimbingan anggota kelompoknya yang lain ia bisa mulai mengikuti ritme kerjanya. *