
Meskipun Lomba Mural Bekasi Tempo Doeloe baru selesai digelar, tapi manajemen Hotel 88 Bekasi serta Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kota Bekasi selaku penyelenggara sudah mencatat sejumlah hal yang akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan di kemudian hari.
Sekretaris Diskominfostandi Kota Bekasi Asep Kadarisman yang tampil sebagai salah seorang dewan juri menyoroti minimnya eksplorasi karya para finalis.
Seperti pada karya yang ditampilkan oleh juara ketiga, Nurul Khomariyah asal Sidoarjo. Gedung Joeang yang menjadi fokus utama coretan mural karyanya, tidak secara lengkap menggambarkan kondisi dan situasi di sekitar bangunan bersejarah tersebut di masa lampau.
"Lalu ada tambahan penggambaran akan suasana mutakhir Bekasi, yang sebenarnya agak kabur dari tema yang semestinya fokus pada penggambaran Bekasi Tempo Doeloe," kata Asep.
Dewan juri lain dari Komunitas Penter, Mabrur, juga menyoroti karya juara kedua lomba. Mural karya Suharman asal Yogyakarta dinilai telah menghadirkan detail tambahan yang sama sekali tidak menggambarkan Bekasi.
"Di salah satu sudut mural ada penggambaran loji atau benteng besar yang dibangun di masa kolonial. Hal seperti ini tidak pernah hadir di Bekasi sehingga penyertaannya pada karya agak disayangkan karena menunjukan kurangnya eksplorasi," kata Mabrur.
Mabrur mengatakan, sebenarnya banyak hal yang bisa dieksplor dari tema lomba Bekasi Tempo Doeloe. Peserta lomba tidak harus terpaku pada gedung-gedung di masa lampau.
"Eksplorasi bisa dilakukan terhadap peristiwa di masa lalu, bisa juga dari ketokohannya, yang pasti banyak hal," ucapnya.
Lalu, yang juga cukup menjadi sorotan ialah tidak tampilnya seniman atau pelaku mural asal Bekasi dalam kesempatan ini. Tiga finalis dengan karya terbaik, seluruhnya berasal dari luar Bekasi.
"Sebenarnya ada peserta asal Bekasi yang berpartisipasi mengirimkan karyanya, tapi saat desainnya dilakukan penilaian awal, ternyata kurang sesuai dengan tema yang ditentukan," ucap Manajer Hotel 88 Bekasi Michael Mustamal.
Kondisi ini menjadi bahan evaluasi manajemen selaku penyelenggara. Untuk pelaksanaan selanjutnya, pengumuman perihal pendaftaran lomba tidak akan sekadar disampaikan kepada masyatakat umum melalui berbagai saluran media, tapi juga ditujukan langsung ke sejumlah komunitas mural yang ada.
"Kami upayakan juga penyelenggaraan selanjutnya bisa bertempat di ruang publik sehingga hasil karyanya bisa diakses dan dinikmati lebih banyak masyarakat," katanya. *