Kota Bekasi. 06/11/2017. Sebanyak lima pelajar Kota Bekasi, Jawa Barat, menjalani profesi sebagai Wali Kota Bekasi, Senin, dalam rangkaian program Lembaga Perlindungan Anak (LPA) bertajuk "Sehari Jadi Wali Kota".
"Peserta yang lolos ini berdasarkan seleksi dari 1.500 peserta di tingkat SMA dan SMP. Keluar lima orang itu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi.
Kelima pelajar itu di antaranya, Ikeishia Irenea siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bekasi, Raditya Chavvah siswa kelas XII SMAN 5 Kota Bekasi, Bintang Yolanda Septiani Simanjuntak siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bekasi, Nurlailatul Qiram kelas XII SMAN 6 Kota Bekasi dan Naufal Halim kelas XI SMAN 2 Kota Bekasi.
Peserta yang terpilih itu diajak oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk melihat secara langsung agenda kegiatannya di masyarakat dan pemerintahan.
"Berawal dari agenda sarapan pagi di rumah saya, mereka ikut menjalani agenda rutinitas saya seperti jadi wali nikah warga, memberikan arahan pada agenda apel Senin di hadapan aparatur, pertemuan dengan pejabat terkait dan organisasi masyarakat hingga meninjau pelaksanaan proyek infrastruktur publik," katanya.
Menurut Rahmat, agenda tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal pekerjaan seorang wali kota dalam mengakomodasi kepentingan umum.
"Saya banyak berdiskusi dengan mereka perihal solusi serta masukan dari jalannya pemerintahan saat ini," katanya.
Salah satu peserta Nouval Halim mengaku sangat berkesan menjalani profesi kepala daerah dalam sehari.
"Ini bisa jadi kenangan yang paling berkesan di hidup saya. Insya Allah saya punya cita-cita jadi kepala daerah kalau sudah dewasa nanti," katanya.
Menurut dia, hal yang paling berkesan adalah saat meninjau jalannya proyek pembangunan kolam retensi di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu.
Nouval menyaksikan langsung sistem kerja hingga memberikan evaluasi terhadap kinerja aparatur dalam membuat proyek penanggulangan banjir tersebut.
"Saya menjadi tahu, kalau kebijakan yang dibuat pemerintah daerah itu tidak bisa dilakukan sembarangan, karena ada risiko hukum dan sosial yang harus ditanggung bila terjadi kesalahan. Risiko itu yang perlu diantisipasi dengan baik," katanya.
Warga Perumnas 3 itu juga mengaku terkesan dengan kesempatan memberikan pidato arahan dalam jalannya apel Senin di hadapan ribuan aparatur Pemkot Bekasi.
"Saya hanya berikan arahan normatif kepada pegawai untuk semangat bekerja dan melakukan kegiatan pelayanan secara ikhlas. Saya grogi juga berhadapan dengan peserta apel," katanya.
Agenda "Sehari Jadi Wali Kota" itu ditutup dengan menghadiri agenda rotasi kalangan pejabat esselon III dan IV di Pendopo Wali Kota Bekasi Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan(yas/AF).
