
KOTA BEKASI - Suasana berbeda terlihat di bawah Flyover Kalimalang, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto hadir dalam diskusi santai bersama kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bekasi dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno. Forum diskusi yang dibuka secara terbuka ini diinisiasi sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali ruang publik dan memperkuat semangat kebangsaan di tengah masyarakat urban.
Diskusi yang berlangsung informal namun penuh gagasan ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Faisal, yang menyampaikan harapannya agar Kota Bekasi ke depan bisa memiliki ikon ruang publik yang kuat seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta.
“Kota Bekasi juga punya potensi, tinggal bagaimana kita kelola ruang-ruang terbuka dengan identitas khas kita sendiri,” ujar Faisal.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyampaikan pandangannya terkait potensi Kalimalang sebagai kawasan wisata air yang sudah sejak lama menjadi impiannya, bahkan sejak menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR.
“Kalimalang ini pernah dijanjikan jadi wisata air oleh Gubernur Jawa Barat. Sekarang mulai kita hidupkan kembali mimpinya. Sungai itu bisa jadi dua arah: transportasi dan pariwisata. Kalau kota besar punya transportasi bagus, wisata air bisa jadi kekuatan besar,” jelas Tri Adhianto.
Ia menambahkan bahwa sebagian kawasan Kalimalang sudah mulai dikembangkan, salah satunya di kawasan Pangeran Jayakarta, dan menjadi bagian dari upaya pembangunan berkelanjutan di Kota Bekasi. Bahkan proyek nasional seperti pembangunan gorong-gorong atau udit yang mengarah ke Jakarta membawa dampak positif, karena membuka potensi baru sumber air bersih.
Tri juga menyinggung pentingnya pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kota Bekasi.
“Kita diwajibkan menyediakan 30 persen ruang terbuka, dan 0,4 persen harus benar-benar hijau. Saat ini, kita upayakan rehabilitasi taman-taman di seluruh kelurahan. Saat saya masih Plt, minimal ada dua taman di tiap kelurahan, dan itu akan terus kita hidupkan lagi,” ungkapnya.
Selain sebagai sarana publik dan ruang interaksi warga, pengembangan taman juga menjadi bagian dari upaya menekan polusi kota. Tri menegaskan, ke depan para pengembang properti akan diwajibkan menyediakan ruang terbuka hijau dalam setiap proyeknya.
(Ndoet/Dokpim)