Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang kini telah memiliki Pusat Kajian Komunikasi Masyarakat Digital tengah mempersiapkan kajian seputar branding Kota Bekasi sebagai Smart City.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ubhara Jaya Aan Widodo mengatakan, pelaksanaan kajian tersebut berawal dari keinginan memperjelas branding yang disematkan pada Kota Bekasi itu sejak 2016.

"Tidak seperti branding lain yang jelas dan mudah dilihat realisasinya, misalkan Kota Sejuta Taman, berarti di wilayah tersebut banyak taman yang bisa ditemui. Nah kalau branding Smart City, itu rasanya masih bias dan belum terlihat jelas perubahannya," kata Aan, Selasa (12/3).

Atas dasar itulah, pihaknya berkeinginan melakukan kajian yang merupakan titik awal kerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi.

"Nanti dari kajian yang dilakukan, mudah-mudahan hasilnya bisa memperlihatkan kesesuaian branding ini dengan realisasi di lapangan. Kalaupun ternyata hasilnya tidak sesuai, setidaknya ada masukan atau gambaran seperti apa branding yang tepat," katanya.

Kajian yang akan dilakukan oleh para mahasiswa Fikom Ubhara itu dilangsungkan pada semester genap perkualiahan sehingga pertengahan tahun nanti diharapkan sudah ada hasil yang dapat dipublikasikan.

Di mata warga, perihal branding Smart City Kota Bekasi memang harus lebih diperjelas lagi.

"Buat saya masih terasa abstrak seperti apa Smart City itu. Apa karena taman-taman sudah terakses wifi lalu bisa langsung disematkan predikat Smart City?," ucap Nisa, warga Pekayon, Bekasi Selatan. *