
Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi bekerjasama dengan Kementrian Pertanian Republik Indonesia dan Food and Agriculture Organization (FAO) melaksankan Kegiatan Public Awareness Produk Pangan Asal Hewan yang Aman Sehat Utuh Halal bertempat di Press Room Bagian Humas Jk. Jend A. Yani No. 1 Bekasi, Kamis (20/7).
Kegiatan ini di buka langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi Momon Sulaiman, diikuti oleh Dinas Kominfostandi, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Bagian Humas dan Unsur Media Massa serta pelaksanan Teknis Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi.
Hadir pula para narasumber dari Direktorat Kesehatan Masyarakat Veterier Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan drh. Arief Wicaksono, M.Si dan Dokter Hewan Food and Agriculture Oerganization (FAO) Gunawan Budi Utomo.
Dalam sambutannya Kadis Pertanian dan Perikanan Momon Sulaiman mengatakan kegiatan ini merupakan upaya peningkatan jaminan keamanan dan kualitas produk unggas yang beredar terutama daging ayam yang Aman Sehat Utuh Halal (ASUH).
“Upaya pemerintah dalam penerapan sistem jaminan keamanan pangan dilakukan melalui sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (KNV), sertifikasi juru sembelih, sertifikasi halal, pengawasan zoonosia penyakit yang akan berkembang dan pembinaan kesejahteraan hewan” ujarnya
“Selain itu penyembelihan harus dilakukan dengan cara yang khusus, memperhatikan sekitar sertifikat NKV yang bertujuan untuk mewujudkan jaminan produk sesuai dengan halalan thoyyiban kemudian menghasilkan daging yg berkualitas baik, aman, dan layak memenuhi kesejahteraan” ungkap kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi.
“Ada beberapa Tips untuk masyarakat dalam membeli ayam, pertama sebaiknya membeli di Rumah Potong Hewan Unggas (RPT-U), tidak membeli daging dari sumber yang tidak jelas dan tempat atau pedagang yang tidak higienis, daging ayam berwarna putih dengan permukaan lembab dan tidak lengket, bagian otot dan paha kenyal serta tidak berbau” tambahnya
Sementara itu Dokter Hewan dari FAO Gunawan Budi Utomo dalam paparannya mengatakan banwa lokasi pemotongan harus di luar pasar, berjarak 5-10 meter ini untuk meminimalisir daging terkontaminasi limbah, hewan tikus, dan lainnya yang bisa jadi menimbulkan penyakit.
“Untuk mendapatkan kualitas daging yang baik perlakuan kasar pada ayam dapat mempengaruhi kualitas daging, penyembelihan yang tidak tepat juga membuat darah kurang sempurna keluar dan dapat menyebabkan daging jadi hitam, sehingga mudah busuk, ayam sebaiknya diletakkan di air dingin daging ayam hangat justru jd tempat ideal untuk bakteri” ujarnya
“Ayam sehat dipotong di RPH-U karena ayam masuk ke RPH-U di istirahatkan minimal 3 jam, ada dokter hewan melakukan pengontrolan dan ayam yang sakit ditunda untuk ayam yang mati dimusnahkan” imbuhnya
“Di RPH-U ayam yang telah dipotong digantung terbalik agar memudahkan darah keluar, penyembelihan sekali sayat menggunakan pisau tajam dan bersih, selanjutnya ayam melewati proses perendaman air panas dan pencabutan bulu, setelah itu pengeluaran jeroan dan daging diperiksa lagi oleh dokter hewan untuk mengetahui kelayakan konsumsi” tambahnya
“Setelah selesai ayam lalu dicuci bersih dan disimpan dengan cara direndam bersama air dingin dan es batukemudian dikemas tertutup untuk menjaga higienitas, setelah itu maka daging ayam siap didistribusikan” pungkasnya (dro/gie)