
Kota Bekasi -- Kamis, 21 Maret 2019
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi Buka Acara Forum Group Discussion yang di gelar di Universitas Islam 45 Kota Bekasi mengenai Jaringan Kelembagaan dalam Pencegahan Konflik Sosial di Kota Bekasi, bersama Dandim 0507 Bekasi, Letkol arm Abdi Irawan, Kepala Kesbangpol Kota Bekasi, Abdillah Hamta, narasumber dari Dosen Pasca Sarjana Unpad Bandung, Muhammad Fadil Nurdin, dan Ketua FKUB Kota Bekasi, H. Abdul Manan.
Rektor Universitas Islam 46 Kota Bekasi, Dr. Nandang Najmulmunir membuka sambutan dengan ucapan terima kasih untuk para narasumber yang telah hadir dan akan memberikan motivator kepada mahasiswa mahasiswi kami yang ingin tau mengenai apa saja konflik sosial yang harus dihadapi di Kota Bekasi, dan juga ucapkan kepada Wali Kota Bekasi yang ikut serta memberikan motivasinya di acara FGD ini, selanjutnya dengan menyemarakkan Jaga NKRI, Rektor Unisma ini mengajak kepada para mahasiswanya juga untuk bersatu teguh dalam menjaga NKRI di Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi yang memaparkan bahwa tema yang diambil ini sangat menarik dan memang kita terus di Kota Bekasi untuk membangun proses dan sistemnya agar dinamika keberagaman ini terus terjalin di kota Bekasi.
Proses peradaban yang kita bangun tentunya bukan hanya segi ekonomi saja secara menyeluruh, Kota ini laju pertumbuhanya diatas rata rata skala nasional, swkitar 50,82% mengalahkan Provinsi Jawa Barat yang 50,7 % sekian, tentunya laju pertumbuhan tingginya membutuhkan komitemen bersama, kota yang paling layak di Indoensia adalah Kota Bekasi, berdasarkan surveynya ialah Kota Singkawang yang kita memahami juga singkawang ukuran sebuah kota kebersamaan toleran yang hanya di kerubungi oleh suku keturunan melayu dan lain lain, beda di Kota Bekasi ini yang keturunannya beragam, dari jawa, sunda, batak, bahkan asli warga bekasinya hanya 30 % kalah dengan penduduk jawa yang sudah 47%.
Dijelaskan kembali Kota ini tidak akan maju, yang tentunya terjadi hal hal konflik sosial yang ada, persoalan keyakinan maupun kesenjangan ekonomi, letupan persoalan beragaman, keyakinan yang ada, saya sering sampaikan, bahwa sepanjang bentuk keyakinan dalam negara harus berdiri di semua kaki agama dan segala perbedaan, terutama konflik mengenai agama dalam membangun rumah ibadah, itu termasuk permasalahan dari pembangunan masjid juga kita selesaikan, bukan hanya gereja atau yang lainnya masjid pun ada juga permasalahannya untuk itu Pemerintah hadir untuk antisipasi dan memberika solusi.
"Saya sebagai Kepala Daerah, harus berdiri di semua kaki warga, dari perbedaan yang ada harus menjadi satu warga, untuk NKRI ini, sebuah daerah yang berkembang pasti terdapat dan punya persoalan yang melahirkan konflik, untuk itu kita sarankan untuk jaga kedamaian di Kota Bekasi ini" tegas Rahmat Effendi
Wali Kota juga berikan kepastian hukum dari Pemerintah kota Bekasi untuk para pengelola pihak ketiga yang ingin bantu memajukan Kota Bekasi, diambil contoh mungkin kalau Pemerintah sendiri yang buat sepeti Transpark Juanda tidak akan jadi selama 20 tahun, akan tetapi seakarang sudah terbangun untuk membuat nyaman warga Kota Bekasi yamg ingin menikmati dan tidak perlu jauh jauh.
Dari Perijinan dari pelayanan publik, kita telah sediakan 3 Gerai Pelayanan Publik, dari data kependudukan nya berkenaan kepentingan warga kita serahkan, sistemnya ambil dan antar, warga berikan di Kecamatan jika sudah jadi diantar melalui petugas Pamor Wilayah, jauh lebih cepat perkembangannya.
Awalnya Kota Bekasi menjadi kota bullyan, kini Kota yang sebagai penyumbang pertama Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Jawa Barat, kita terus benahi untuk kemajuan Kota bekasi, agar yang dulunya membully "planet bekasi," kita telah buktikan dari segi perkembangan sekarang, tata letak Kota dan lainnya. Ditambah lagi dengan banyak yang keluhkan kemacetan di Kota bekasi, ini adalah kemajuan dari segi ekonomi, bukti bahwa kota nya telah berkembang, di Kota Bekasi memiliki 4 titik pembangunan nasional yang besar.
Mengenai kultur budaya perbedaan, di Kota Bekasi sudah terbentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setelah kita study banding ke daerah daerah, Kita kembangkan kepanjangan dari FKUB yakni Majelis Umat Beragama di Kecamatan, bertujuan untuk menggodok permasalahan perbedaan di tingkat wilayah, dibangun wawasan kebangsaannya, dan kita butuhkan membangun bagaimana kedamaian di Kota Bekasi.
(Ndoet/ega)